Festival Tanglong dan Bagarakan Sahur 2009 di Banjarbaru
Ribuan orang memadati kawasan lapangan Dr. Murdjani Banjarbaru serta beberapa ruas jalan utama di Banjarbaru, semisal Jl. Panglima Batur dan Jl. Jend. A. Yani untuk menyaksikan iring-iringan peserta Festival Tanglong dan Bagarakan Sahur 2009, yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjarbaru.
Festival Tanglong atau lampu hias (lampion) dan Bagarakan (membangunkan) Sahur ini diangkat dari tradisi masyarakat Kalsel. Bahkan dalam sambutannya, Walikota Banjarbaru, Rudy Resnawan menyampaikan agar sedapat mungkin budaya dan tradisi ini dijaga serta terus dilestarikan, jangan sampai di klaim oleh negara lain. *Ah… Pak Wali bisa aja… sebetulnya beliau menyebutkan Malaysia langsung sih, tapi gak enak aja kalau dituliskan, makanya diganti negara lain saja ya…*
Yusran Pare, yang mewakili Banjarmasin Post Group sebagai salah satu pendukung ajang ini menyampaikan, bahwa sedapat mungkin akan mengusahakan ajang ini menjadi agenda wisata tahunan yang bersifat nasional. *yess.. semoga saja… amiin…*
Pada 2009 ini, jumlah peserta yang mengikuti Festival Tanglong dan Bagarakan Sahur adalah sebanyak 155 peserta dengan memperebutkan hadiah total lebih dari 80 juta rupiah. Tingkat perlombaan sendiri dibagi menjadi dua, yakni khusus untuk tingkat Kota Banjarbaru dan tingkat Propinsi Kalimantan Selatan.
Selain dimaksudkan untuk melestarikan tradisi dan budaya masyarakat Banjar setiap menyambut 21 Ramadhan, agenda tahunan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kreatifitas kelompok masyarakat. Demikian juga disampaikan oleh Walikota Banjarbaru.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun 2009 ini Festival Tanglong dan Bagarakan Sahur kali ini tidak dibuka dan dimeriahkan dengan Pesta Blogger Kembang Api, melainkan dengan diiringi oleh pemukulan beduk. Namun, sebagaimana biasanya, masyarakatlah juga turut memeriahkan acara ini dengan pesta kembang api yang dilakukan oleh berbagai kelompok, yang utamanya para anak muda.
• klik gambar untuk memperbesar •
& | ||
Pada Festival Tanglong, peserta menampilkan beragam bentuk kreasi yang didominasi oleh bentuk masjid, orang pakai surban dan sejenisnya. Kalaupun ada bentuk binatang, maka yang mendominasi adalah unta. Namun ada pula yang menampilkan sosok pasukan kuning lengkap dengan piala adipura. Naah.. kalau ini jelas dari Banjarbaru, yang baru saja memperoleh piala adipura.
Tapi ada juga binatang lain lho… semisal ikan dan nyamuk. Peserta yang menampilkan bentuk ikan sambil memberikan himbauan melalui pengeras suara, agar masyarakat menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Sambil bercanda, mereka katakan nanti susah mancing ikan kalau lingkungan sudah rusak. Sementara peserta yang menampilkan nyamuk adalah peserta dari Kota Banjarmasin. Mereka juga sambil memberikan himbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan supaya tak mudah terserang demam berdarah. Mantap…
Sementara itu, Festival Bagarakan Sahur yang menjadi satu kesatuan dengan Festival Tanglong, diangkat dari kebiasaan di masyarakat, dimana saat menjelang waktu sahur, sekelompok (biasanya) pemuda berkeliling kampung dengan membawa beragam alat bunyi-bunyian yang dimaksudkan untuk membangunkan warga agar segera bersiap-siap melaksanakan sahur.
Pada Festival Bagarakan Sahur kali ini, para peserta juga menampilkan berbagai alat tetabuhan, baik berupa perangkat yang memang jadi semisal beduk, namun lebih banyak lagi yang menggunakan barang-barang yang sehari-hari dapat didapati dengan mudah, atau bahkan menjadi sampah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar